ROKOK LAMBANG MASALAH KESEHATAN
(((lambang loo mbaaang)))
_
Hmm.. rokok ya hmm...
Saya jadi ingat dialog saya dengan seorang petani di desa saya,waktu itu saya sedang duduk-duduk dengan seorang pak tani bernama Pak Kuat. Waktu itu dia sedang merokok 76 (kalau tidak salah) lalu saya ditawarkan sebatang rokok dan akhirnya saya pun menolak hehe.. karena rokok itu terlalu berat buat saya. Singkat cerita setelah melalui obrolan yang panjang,saya bertanya "Pak udude banter kok iseh teges wae ta?" yang kalau di indonesiakan berarti "Pak ngrokoknya kok terus-terusan tapi masih kuat saja sih?
"Ngene",lanjut Mr. Kuat
"Udud ki wis dadi rogo ku dewe,tekan kene aku yo sih seger wae. Iyo ncen rokok ki bahaya ngo awakku tur yo slamet ki sik nentuke sik Kuasa. Sehat ora kui udu mik masalah fisik,slamet batin kui yo perlu"
Nah disini saya bingung dan sempat diam berfikir karena yang saya tangkap rada tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Saat saya pulang dan berdiam diri dikamar saya baru menemukan makna dari perkataan bapak tadi.
Ternyata bapak tadi berpikir 'out of the box'
Sepenangkapku artian slamet yang berarti selamat menurut orang jawa dengan orang modern berbeda,
Jadi begini (((JADI BEGINI)))
...
Selamat yang diartikan orang modernitas berarti selamat fisik,contoh,Udin sedang berangkat kerja dengan berharap selamat sampai tujuan entah di kantor ia bekerja atau sekedar cari selingkuhan untuk ena enaaa... Mana pernah mereka berfikir menempatkansektor kesehatan jiwa dalam proporsi penting? padahal persoalan masyarakat sekarang adalah masalah kesehatan jiwa. Penyakit fisik memang ada. Tetapi dominan yang dimiliki sekarang adalah penyakit jiwa. Anehnya,segi ini nyaris dianggap tidak ada oleh departmen kesehatan. Jadi ya ngak heran kalau orang kesehatan cuma bahas masalah rokok yang di ujungkan ke masalah kesehatan fisik.
Merokok itu tidak bisa dilakukan sambil terburu-buru. Anda bisa makan,madi atau ngising pun dengan terburu-buru. Tapi tidak untuk merokok ,merokok mesti dilakukan seperti..mmm... gerakan-gerakan shalat. Harus ada tuma'ninah nya hueehee... Sedot,tenang.. Pengendapan sesaat baru nyebul.. bulll.. Lihat,ngudud sama sekali bukan aktivitas untuk orang yang suka grusa-grusu.
Untuk menghabiskan satu batang rokok dibutuhkan 20-25 hisapan, Kalau seorang perokok menghabiskan sebungkus artinya ada 300 hisapan saat jeda tuma'ninah nya. Nah! bayangkan pemirsa bayangkan huehee. jika ia menempuh hidup dengan merokok selama belasan tahun bahkan puluhan tahun. Apakah kalian yakin yang demikian itu tidak turut membentuk bangunan bawah sadar dan karakter pribadinya?
Jadi ya gak usah heran kalau banyak pemikir muncul dari kalangan perokok, Sebab perokok itu bukan semacam speedboat yang melesat di permukaan,melainkan lebih dekat dengan sifat kapal selam. Ia bergerak pelan namun pasti di kedalaman. Makluk makluk kapal selam itu terbiasa tenang,jernih mencermati setiap hal,sekaligus punya daya imajinasi yang tinggi.
Maka kita tahu ada Einstein,misalnya pastilah ia telah menemukam Teori Relativitas. Ada juga tokoh revolusi seperti Sukarno,Che Guevera sampai John Kennedy.
Kesimpulan ; Bahwa masalah rokok tak selalu mengarah pada masalah fisik namun dengan pembentukan karakter dan pemikirannya.
Sekian,semoga bermanfaat.. cihuuuwww
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
No comments:
Post a Comment